Gangguan pada Saluran Udara Tegangan Rendah
1. Gangguan Hilang Pembangkit
Dalam beroperasi, pembangkit tenaga listrik tidak bisa dipisahkan dari sub sistem tenaga listrik yang lain yaitu
penyaluran (transmisi), distribusi dan
pelelangan, karena pembang kit tenaga listrik merupakan salah satu sub
sistem dari sistem tenaga listrik.
Suatu sistem tenaga listrik yang sangat luas cakupan areanya, menyebabkan
timbulnya gangguan tidak bisa dihindari. Salah satu sub sistem yang kemungkinan mengalami gangguan, adalah pembangkit tenaga
listrik. Bentuk gangguan tersebut adalah hilangnya daya atau pasokan daya pada
pembangkit atau biasa disebut hilangnya pembangkit.
Secara garis besar, gangguan hilangnya pembangkit diakibatkan oleh dua hal,
yaitu yang bersifat internal dan gangguan yang bersifat ekstemal.
1) Gangguan internal yaitu yang diakibatkan oleh pembangkit itu sendiri,
misalnya: kerusakan/gangguan pada penggerak mula (prime over) dan kerusakan/gangguan
pada generator, atau komponen lain yang ada di pembangkitan.
2) Gangguan eksternal, yaitu gangguan yang berasal dan diakibatkan dari luar
pembangkitan, misalnya: gangguan hubung singkat pada jaringan. Hal ini akan
menyebabkan sistem proteksi (relai atau circuit breaker) bekerja dan memisahkan
suatu pembangkitan dari sistem yang lainnya. Apabila tingkat kemampuan
pembebanan pembangkitan yang hilang atau terlepas dari sistem tersebut
melampaui spinning reserve sistem, maka terjadi penurunan frekuensi terus
menerus. Hal ini harus segera diatasi, karena akan menyebabkan trip pada unit
pembangkitan yang lain, sehingga berakibat lebih fatal, yaitu sistem akan
mengalami padam total (collapse).
2 2. Gangguan Beban Lebih
Dalam suatu sistem tenaga listrik, yang dimaksud gangguan beban lebih
adalah pelayanan kepada pelanggan listrik yang melebihi kemampuan sistem tenaga
listrik yang ada, misal: trafo distribusi dengan kapasitas daya terpasang 100
KVA, akan tetapi melayani pelanggan lebih besar dari kapasitasnya. Hal ini
menyebabkan trafo bekerja pada kondisi abnormal.
Beban lebih akan menyebabkan arus yang mengalir pada jaringan listrik menjadi besar, selanjutnva menimbulkan
panas yang berlebihan, yang akhirnya akan menyebabkan umur hidup (life
time) peralatan dan material pada jaringan
listrik menjadi pendek atau mempercepat proses penuaan dan kerusakan.
Gangguan hubung singkat pada jaringan listrik, dapat terjadi antara phasa
dengan phasa (2 phasa atau 3 phasa) dan gangguan antara phasa ke tanah.
Timbulnya gangguan bisa bersifat temporer (non persistant) dan gangguan yang
bersifat permanent (persistant).
Gangguan yang bersifat temporer, timbulnya gangguan bersifat sementara,
sehingga tidak memerlukan tindakan. Gangguan tersebut akan hilang dengan
sendirinya dan jaringan listrik akan bekerja normal kembali. Jenis gangguan ini
ialah : timbulnya flashover antar penghantar dan tanah (tiang, traverse atau
kawat tanah) karena sambaran petir, flashover dengan pohon-pohon, dan lain
sebagainya.
Gangguan yang bersifat permanen (persistant), yaitu gangguan yang bersifat
tetap. Agar jaringan dapat berfungsi kembali, maka perlu dilaksanakan perbaikan
dengan cara menghilangkan gangguan tersebut. Gangguan ini akan menyebabkan
terjadinya pemadaman tetap pada jaringan listrik dan pada titik gangguan akan
terjadi kerusakan yang permanen. Contoh: menurunnya kemampuan isolasi padat
atau minyak trafo. Di sini akan menyebabkan kerusakan permanen pada trafo,
sehingga untuk dapat beroperasi kembali harus dilakukan perbaikan.
Beberapa, penyebab yang mengakibatkan terjadinya, gangguan
hubung singkat, antara lain:
1) Terjadinya angin kencang, sehingga menimbulkan gesekan pohon dengan
jaringan listrik.
2) Kesadaran masyarakat yang kurang, misalnya bermain layang-layang dengan
menggunakan benang yang bisa dilalui aliran listrik. Ini sangat berbahaya jika
benang tersebut mengenai jaringan listrik.
3) Kualitas peralatan atau material yang kurang baik, misaInya: pada JTR yang
memakai Twested Cable dengan mutu yang kurang baik, sehingga isolasinya
mempunyai tegangan tembus yang rendah, mudah mengelupas dan tidak tahan panas.
Hal ini juga akan menyebabkan hubung singkat antar phasa.
4) Pemasangan jaringan yang kurang baik misalnya: pemasangan konektor pada JTR
yang memakai TC, apabila pemasangannya kurang baik akan menyebabkan timbulnya
bunga api dan akan menyebabkan kerusakan phasa yang lainnya. Akibatnya akan
terjadi hubung singkat.
5) Terjadinya hujan, adanya sambaran petir, karena terkena galian (kabel
tanah), umur jaringan (kabeI tanah) sudah tua yang mengakibatkan pengelupasan
isolasi dan menyebabkan hubung singkat dan sebagainya.
4 4. Gangguan Tegangan Lebih
Yang dimaksud gangguan tegangan lebih ialah, besarnya tegangan yang ada
pada jaringan listrik melebihi tegangan nominal, yang diakibatkan oleh beberapa
hal sebagai berikut:
1) Adanya penurunan beban atau hilangnya beban pada jaringan, yang disebabkan
oleh switching karena gangguan atau disebabkan karena manuver.
2) Terjadinya gangguan pada pengatur tegangan otomatis/automatic voltage regulator
(AVR) pada generator atau pada on
load tap chenger transformer.
3) Putaran yang sangat cepat (over speed) pada generator yang diakibatkan
karena kehilangan beban.
4) Terjadinya sambaran petir atau surja petir (lightning surge), yang
mengakibatkan hubung singkat dan tegangan lebih.
5) Terjadinya surja hubung (switch surge), yaitu berupa hubung singkat akibat
bekerjanya circuit breaker, sehingga menimbulkan tegangan transient yang
tinggi. Hal ini sering terjadi pada sistem jaringan tegangan ekstra tinggi.
Gangguan tegangan lebih akan merusak isolasi, dan akibatnya akan merusak
peralatan karena insulation break down
(hubung singkat) atau setidak-tidaknya akan mempercepat proses
penuaan peralatan dan memperpendek umur peralatan.
Sebenarnya kondisi abnormal ini kurang tepat jika disebut sebagai gangguan.
Akan tetapi kondisi abnormal ini jika berlangsung terus menerus akan
menyebabkan peralatan cepat rusak, umur peralatan pendek dan membahayakan
sistem.
Sebenamya timbulnya gangguan beban lebih ini, khususnya terhadap pasok daya
ke pelanggan, bisa dieliminir oleh pihak PLN dengan cara: pembebanan pada
tiap-tiap trafo harus diinventarisir dan dimonitor dengan seksama, sehingga
pembebanannya tidak melebihi kapasitas trafo.
Beberapa penyebab yang mengakibatkan timbulnya gangguan beban lebih ialah:
1) Semakin meningkatnya permintaan energi listrik dari pelangggan, sehingga
memaksa trafo dan saluran dengan beban maksimum, bahkan mungkin lebih besar
dari kemampuannya. Hal ini disebabkan:
- Jumlah volume jaringan listrik yang terbatas dan kurang bisa mengimbangi jumlah pelanggan.
b. Kurangnya pengertian dan ketidaktahuan masyarakat pelanggan listrik
terhadap masaIah kelistrikan. Contoh: pada suatu daerah tertentu terdapat
sambungan listrik ke pelanggan dengan kondisi beban trafo dan jaringan yang
telah maksimum. Ada calon pelanggan
lain yang berdekatan dengan pelanggan PLN tersebut, ngotot untuk bisa
disambungkan aliran listrik ke rumahnya. Akhirnya dengan sangat terpaksa PLN
melayani, sehingga beban trafo dan jaringan di daerah tersebut menjadi lebih
(over load).
c. Terjadinya loses daya pada jaringan dan trafo, yang diakibatkan oleh
berbagai hal, sehingga trafo beserta jaringannya tidak bisa bekerja pada beban
penuh.
2) Adanya manuver atau perubahan aliran beban di jaringan, setelah timbulnya
gangguan.
3) Adanya pemakaian energi listrik yang di luar kontrol dan catatan PLN atau
tanpa sepengetahuan PLN, sehingga PLN sulit mendeteksi beban trafo dan jaringan
yang ada. Hal ini akan menyebabkan timbulnya gangguan beban lebih.
5 5. Gangguan Instabilitas
Yang dimaksud gangguan instabilitas adalah gangguan ketidakstabilan pada
sistem (jaringan) listrik. Gangguan ini diakibatkan adanya hubung singkat dan kehilangan
pembangkit, yang selanjutnya akan menimbulkan ayunan daya (power swing).
Efek yang lebih besar akibat adanya ayunan daya ini adalah, mengganggu
sistem interkoneksi jaringan dan menyebabkan unit-unit pembangkit lepas sinkron
(out of synchronism), sehingga relai pengaman salah kerja dan menyebabkan timbulnya gangguan yang
lebih luas.
Untuk mengantisipasi agar gangguan instabilitas tidak teijadi, ada beberapa
cara yaitu: konstruksi jaringan harus baik, sistem proteksi harus andal,
pengoperasian dan pemeliharaan harus baik dan benar, dan sebagainya.
6 6. Gangguan karena konstruksi jaringan yang kurang baik
Yang dimaksud sistem jaringan di sini adalah, mulai dari pembangkitan,
penyaluran, distribusi sampai dengan instalasi listrik pelanggan. Sedangkan
yang dimaksud gangguan konstruksi jaringan adalah, gangguan yang terjadi akibat
kondisi jaringan yang tidak memenuhi ketentuan dan standard teknik.
Di sini ingin ditekankan bahwa sistem jaringan sangat menentukan tingkat keberhasilan dan keandalan sistem tenaga
listrik. Beberapa hal yang mengakibatkan gangguan sistem jaringan,
adalah:
1) Perencanaan yang kurang baik misalnya: tidak mempertimbangkan
keseimbangan antara supply
and demand (daya yang tersedia dan kebutuhan beban
pelanggan), design konstruksi yang kurang tepat, dan lain sebagainya.
2) Peralatan dan material yang dipasang mempunyai standard teknik yang rendah
(under quality).
3) Pemasangan yang kurang baik, yang diakibatkan kesadaran pelaksana pekerjaan
yang rendah dan pengawasan dari pihak Owner yang kurang ketat.
4) Pengoperasian dan pemeliharaan yang kurang baik, kegagalan kerja sistem
proteksi (peralatan pengaman) dan penuaan pada, peralatan/material jaringan.
Hal tersebut di atas akan menyebabkan timbulnya berbagai gangguan pada
jaringan listrik. Hal ini bisa diatasi sedini mungkin, yaitu sejak tahap
perencanaan, pelaksanaan pekerjaan, pengawasan pelakpekerjaan, komisioning,
pengoperasian dan pemeliharaan jaringan listrik, harus mengikuti kaidah,
ketentuan dan standard teknik yang telah ditentukan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar